Renungan Harian GKE ini menjadi berkat untuk Jemaat GKE dimana saja.

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 6 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 7 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 8 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 18 Juni 2014

Tidak Usah Banyak-Banyak, Sedikit Saja Tapi Ada Tuhan Bersama Kita

Rabu, 18 Juni 2014
TIDAK USAH BANYAK-BANYAK, SEDIKIT SAJA
TAPI ADA TUHAN BERSAMA KITA
Hakim-Hakim 7 : 1- 8 : 3
Oleh : Pdt. Geritona Sakti, S.Th.

“7:2 Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: “Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku.”
Syallom, ketika Gideon akan menyerang Kaum Midian, ternyata bagi Tuhan prajurit Israel untuk berperang melawan bangsa itu, masih terlalu banyak dan sangat tidak efektif. Oleh sebab itu TUHAN menegaskan untuk harus dilakukan seleksi. Dan terpilih hanya 300 orang saja. Mereka ini sengaja dipilih TUHAN melalui seleksi untuk melawan bangsa Midian. Anda bisa bayangkan, 300 orang melawan bangsa midian yang banyaknya seperti koloni belalang, yang unta-untanya bagaikan pasir di tepi laut. Dari segi hitung-hitungan diatas kertas tentu tidak sebanding. Pasti menang bangsa Midian dong…..
Tetapi, jangan lupa dengan keberadaan TUHAN di pihak Israel……maka hitung-hitungan di atas kertas bisa berbeda. Dan hal ini memang terbukti. Dengan hanya 300 orang saja, Gideon berperang melawan bangsa Midian jumlahnya luar biasa banyaknya, dan bangsa ini menang! Bangsa Midian dibikin kocar-kacir….takluk lari tunggang langgang. Itulah hebatnya posisi Bangsa Israel, mereka hebat karena ada TUHAN dipihak mereka.
Kita sering berpikir bahwa kekuatan otot, dan otak kita, atau banyaknya anggota keluarga kita, banyaknya pendukung kita adalah modal utama untuk bisa sukses mencapai segala sesuatu. Diatas kertas mungkin bisa diprediksi demikian, tetapi jangan pernah lupa bahwa sehebat-hebatnya kita dengan diri atau kaum kita, masih tidak akan bisa melawan kehendak dan Rancangan TUHAN. Sekuat-kuatnya kita, sehebat-hebatnya kita, paling lama kita bisa hidup 100 tahun….setelah itu Gim…; itu soal hidup. Beberapa pesohor yang santer diberitakan saat ini tersandung kasus korupsi dan kejahatan lainnya, saya hitung dengan seksama paling lama bertahan 10 tahun berkuasa, setelah itu kena tangkap; padahal notabene, si pesohor punya kekuatan tidak hanya dirinya sendiri pintar, kuat, tapi ada beking dari pihak oknum pejabat maupun penguasa. Sekarang aja, kasus skandal century sudah berani memanggil pesohor dan pejabat yang kita awalnya seolah kebal tidak bisa disentuh karena berada dalam lingkaran kekuasaan. Tapi setelah masa kekuasaan itu akan berakhir, satu-satu mulai dipanggil dan dijadikan saksi; tidak menutup kemungkinan nanti malah dijadikan tersangka dan terdakwa atau terhukum who knows.
Jadi pada akhirnya belajar dari peristiwa pemilihan 300 orang Israel untuk melawan orang Midian; kita disadarkan bahwa TUHAN tetap menjadi penentu kemenangan dan kesuksesan hidup kita. Bukan hebatnya Otot kita, pintar kita, banyaknya keluarga, banyaknya pendukung kita…Tuhanlah penentu utama setiap keberhasilan kita. Dan TUHAN hanya berpihak kepada orang benar, orang yang hatinya benar, yang taat dan teruji kebenaran hatinya. Sudahkah hati anda didapati benar oleh Tuhan?

Diambil dari : Facebook RENUNGAN IMAN GKE WIL. PALANGKA RAYA 
Diposkan Oleh Admin Renungan Harian Almanak Nas GKE

Minggu, 15 Juni 2014

Tengoklah Ke Dalam Sebelum Bicara!

Minggu, 15 Juni 2014
TENGOKLAH KE DALAM SEBELUM BICARA!
2 Korintus 13 : 1 - 10
Oleh : Pdt. Kristinus Unting

Bagi Anda penggemar lagu di era 80-an, pasti tahu persis penggalan lirik manis sebuah lagu sarat makna berikut ini: “Tengoklah ke dalam sebelum bicara, singkirkan debu yang masih melekat, singkirkan debu yang masih melekat…..”. Ya, kurang lebih demikianlah penggalan lagu jempolan Ebied G.Ade. Sebuah lagu yang bertutur tentang kemanusiaan kita. Hakikat diri kita. Agar kita sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri kita tidak lepas dari tindak laku perbuatan kita. Supaya lebih bijak menyikapi dan menjalani hidup ini! Jabgablah buru-buru menyalahkan orang. Janganlah berbuat seenaknya, Janganlah lekas-lekas cari kambing hitam. Atau buru-buru menyalahkan Tuhan! Ya, tengoklah ke dalam sebelum bicara! Singkirkan dahulu sekiranya ada debu yang masih melekat pada dari sendiri terlebih dahulu! Ya, berbenah diri itu sikap terpuji!
Dalam lagu yang berbeda, namun syair yang hampir sama, sudah sejak lama Rasul Paulus pun mengingatkan Jemaat Korintus: “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!...” (ay. 5). Demikian tantangannya kepada Jemaat Korintus yang terkotak-kotak. Blok ini blok itu. Dukung ini dukung itu. Bahkan sang Rasul itu pun (Rasul Paulus) tidak lepas dari kritik mereka. Menurut mereka, Rasul Paulus itu licik, hanya cari keuntungan saja. Khotbahnya tak berbobot , tidak becus, berani kalau di belakang tapi tidak kalau berhadapan muka, dst. (bdk.psl. 11:16; psl. 12:16,19).
Oh saudara….memang ada baiknya kita tengok ke dalam sebelum bicara. Tengok ke dalam diri kita. Itu sikap bijaksana. Dari pada kita cepat-cepat menengok ke luar, ke diri orang lain, melihat kekurangan ini kekurangan itu. Kritik ini kritik itu, apalagi berbuat semaunya terhadap orang lain. Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan! Mengabaikan peri kemanusiaan, menyalahkgunakan kekuasaan, merusak alam lingkungan dalam kerakusan, dst. Karena ingatlah, Tuhan tak akan diam di atas sana! Karena Tuhan dengan caranya yang Maha Adil dan Bijaksana dapat saja membuat semacam “cambuk kecil” melewati berbagai bencana. Kutuk atau berkat dialah yang empunya. Agar kita sadar bahwa hanya Dia-lah di atas segalanya.
Oh, saudara…memang ada baiknya kita singkirkan debu yang masih melekat dalam diri kita. Itu sikap terpuji. Ketimbang cepat-cepat bicara tentang debu pada diri orang lain. Sebab, jangan-jangan debu yang sama atau malah lebih banyak pada diri kita sendiri belum kita bersihkan. Sebagai anak-anak Tuhan, kaji dan ujilah segala sesuatu secara cermat dan bijaksana. Jangan cepat ambil keputusan, ini salah itu salah. Janganlah semena-mena terhadap orang lain, tetapi sebaliknya nyatakanlah kasih, karena demikian seharusnya kita laksanakan. Karena siapalah kita ini di hadapan Tuhan, sama-sama makhluk lemah tak punya kemampuan apa-apa. Lahir ke dunia pun telanjang, kembali nanti pun telanjang tak membawa apa-apa! Karenya, kurangilah hanya ber-bla…bla..bla… tetapi perteballah iman dan taqwa, laksanakan kasih senyata-nyatanya. Karena pada akhirnya itulah yang paling berharga dan sangat menentukan! Amin!

Diambil dari : Facebook RENUNGAN IMAN GKE WIL. PALANGKA RAYA 
Diposkan Oleh Admin Renungan Harian Almanak Nas GKE

Senin, 09 Juni 2014

"Roh Kudus" : Kuasa Macam Apakah Itu?

Minggu, 09 Juni 2014
“ROH KUDUS” : KUASA MACAM APAKAH ITU?
Kisah Para Rasul 2 : 41 - 47
Oleh : Pdt. Kristinus Unting, M.Div

Roh Kudus, oh kuasa macam apakah itu? Alkitab menyaksikan bahwa Roh Kudus juga adalah Allah sejati; Ia melakukan pekerjaan ilahi: mencipta, melahirkan kembali, menguduskan, memberikan berbagai karunia kepada manusia, Ia menyelidiki hal-hal yang terdapat dalam diri Allah. Namun pada saat yang sama, Ia juga dinyatakan sebagai Pribadi yang berbeda dari Bapa dan Anak. Ketiga Pribadi Trinitas ini muncul bersamaan saat pembaptisan Yesus (Mat. 3:16-17), dalam formula baptisan (Mat. 28:19).
Ketika kita mengaku percaya kepada satu Allah yang esa, maka kata “Allah” itu menunjuk kepada satu esensi tunggal yang kita mengerti terdiri dari tiga pribadi; dan kapan saja kata “Allah” itu disebut, maka selain Bapa, juga Anak dan Roh Kudus termasuk di dalamnya; dan ketika Anak disebut bersama Bapa maka itu memperkenalkan kepada kita hubungan yang erat antara keduanya, dan yang menyatakan perbedaan antara kedua pribadi. (John Calvin, Institutes of the Christian Religion, I.13). Roh Kudus, kuasa macam apakah itu?
Pertama, Roh Kudus adalah suatu “kuasa Ilahi”. Kuasa dari Allah untuk memampukan orang percaya mengemban tugas-tugas maha berat dan penuh resiko. Tugas maha berat dan penuh resiko itu adalah tugas untuk membawa, memberitakan, memperkenalkan dan bersaksi tentang Yesus Kristus kepada semua orang dan ke seluruh dunia. Tugas berat, sebab dunia kepada siapa kita akan menyaksikan tentang Kristus itu adalah dunia yang pada hakekatnya membenci Kristus. Resiko, sebab Kristus yang harus kita beritakan itu adalah Kristus yang tersalib, yang merupakan batu sandungan bagi orang Yahudi dan suatu kebodohan bagi orang Yunani (bdk. I Kor. 1:18, 23).
Kedua, Roh Kudus adalah “Roh Spirit” Ilahi yang memapukan kita melakukan tidakan destruktif (meruntuhkan) sekaligus tindakan konstruktif (membangun). Omong kosong membangun kehidupan menjadi lebih baik, tanpa terlebih dahulu membongkar bangunan sebelumnya yang lapuk, ambur-adul. Dan omong kosong pula kita dapat mengharapkan suatu tatanan kehidupan menjadi lebih baik, bila kerja kita hanya merobohkan! Hanya kritik melulu, saran melulu! Tetapi harus dibarengi aksi nyata untuk membangun dan menata kembali apa yang rusak menjadi lebih baik. Ya, harus kedua-duanya. Ya, itulah Roh Kudus. Bila sifat-sifat ini terlihat nyata, nah pastilah gereja tersebut sungguh bersandar pada kuasa Roh Kudus, bukan bersandar pada “roh aku..aku..aku…!”
Ketiga, Roh yang “membaharui”. Roh Kudus memungkinkan kita untuk menciptakan gaya hidup yang baru, persekutuan dan kebersamaan yang utuh, pelayanan dan kesaksian yang sungguh-sungguh. Dengan kata lain, Roh Kudus adalah Roh pembaharuan yang memampukan orang percaya dapat eksis untuk secara kreatif merealisasikan imannya dalam situasi dan kondisi yang sulit sekalipun! Roh Kudus mengiringi setiap langkah kita hingga kita mampu beraktivitas dan melayani di bumi secara sungguh-sungguh penuh sukacita, berani dan cerdas, tanpa bermalas-malas, tanpa udang di balik batu, hingga Ia datang kembali menjemput kita dalam kemuliaan sorga.
Roh Kudus, menjadikan kita selaku umat percaya tidak lagi berbicara dalam bahasa kita sendiri. Tetapi di dalam bahasa para pendengar kepada siapa kabar sukacita itu kita sampaikan. Artinya: kita kini tidak dapat hidup untuk diri kita sendiri, kelompok kita sendiri, gereja kita sendiri, kepentingan sendiri-sendiri. Kita tidak dapat memikirkan hanya keselamatan diri sendiri dan kepentingan sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga! Kini kita adalah saksi-saksi. Artinya: seluruh hidup dan kedirian kita kini hanya menunjuk kepada yang lain, kepada Yesus Kristus. Saudara, sudahkah kita sungguh-sungguh dibakar dan dibaharui oleh Roh Kudus? Ya, hanya orang–orang yang telah dibakar dan dibaharui Roh Kuduslah yang mampu mengabdikan dirinya secara penuh, mengasihi lebih sungguh serta berkata: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kis. 20:35). Selamat Hari Pentakosta. Amin!
Diambil dari : Facebook RENUNGAN IMAN GKE WIL. PALANGKA RAYA 
Diposkan Oleh Admin Renungan Harian Almanak Nas GKE