Minggu, 08 September 2013
Hari Pendidikan Teologi
HIKMAT YES! KEBODOHAN NO!
Nas : Amsal 9 :1-18
Oleh : Pdt. Agustiman J. Namang
Saudaraku! Sebagian orang memiliki paradigma bahwa kalau orang itu sudah Master, Doktor ataupun Profesor maka mereka-mereka ini dikatakan sebagai orang yang berhikmat. Sehingga terkonseplah bahwa orang-orang rendahan, tidak berpendidikan sebagai orang yang tidak berhikmat. Dan yang lucunya adalah ada orang-orang pintar yang merasa dirinya paling berhikmat dengan melemparkan pandangannya, intelektualitasnya atau kecerdasannya. Perlu kita ketahui bahwa kecerdasan berbeda dengan hikmat atau orang yang bergelar belum tentu berhikmat. Demi untuk memperjelas akan maksud undangan hikmat dan undangan kebodohan ini maka saya akan memisahkan kedua item ini, yaitu;
Pertama : Undangan Hikmat.
Sebelum kita masuk dalam defenisi hikmat, maka terlebih dahulu kita melihat arti dari kata undangan. Undangan adalah panggilan (supaya datang), jadi ketika dikatakan undangan hikmat maka artinya ialah panggilan untuk datang pada hikmat. Selanjutnya, apa sih arti dari hikmat? Mengutip dari pada pandangan A. W. Tozer dan J. I. Packer, mereka mendefinisikan hikmat sebagai berikut: Hikmat ialah kemampuan membuat akhir yang sempurna dan mencapai akhir itu melalui cara yang paling sempurna. Hikmat melihat segala sesuatu terfokus, setiap bagian dalam hubungan yang benar dengan semua, dan mampu mencapai tujuan dengan ketepatan yang sempurna.” Selanjutnya hikmat adalah kekuatan untuk melihat, dan kecenderungan untuk memilih, sisi praktis dari kebaikan moral. Hal seperti itu hanya ditemukan kepenuhannya di dalam Tuhan. Dia saja yang secara alami dan sepenuhnya berhikmat.
Pertanyaannya, mengapa penulis amsal ini memanggil kita untuk berhikmat? Jawabnya sederhana yaitu supaya kehidupan kita bisa menjadi saksi yang baik bagi dunia ini. Disamping itu pula berdasarkan pengalaman penulis kitab ini, seorang yang memiliki hikmat Tuhan akan mampu mengatasi persoalan, masalah, pergumulan karena Tuhanlah yang menuntunnya, Tuhanlah yang mengarahkannya dan Tuhanlah yang turut bekerja di dalam hidupnya. Sebab itulah hikmat ini harus segera kita peroleh, dan cara memperolehnya adalah terdapat dalam Amsal 1:7, yang mengatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat/pengetahuan. Jadi untuk mendapatkan hikmat, kita harus hidup benar, dan melakukan setiap kehendakNya.
Kedua : Undangan Kebodohan
Menurut kamus kebodohan adalah sifat-sifat bodoh yang mana di dalamnya ada ketidaktahuan, kekeliruan, dan kesalahan. Dalam Amsal 9:6 Penulis surat menganjurkan untuk membuang kebodohan. Alasannya adalah supaya kamu hidup (Amsal 9:6). Hidup disini berarti kita semakin diberkati, diberikan keberhasilan, kesempatan untuk sukses, mengalami damai sejahtera, dst. Karena itu, apabila rasa-rasanya kita masih terbelenggu dengan kebodohan maka belajarlah, gapailah cita-citamu setinggi-tingginya, sebab tidak ada kata-kata terlambat untuk belajar.
Saudaraku, hari ini merupakan Hari Pendidikan Teologi. Teologi berarti pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd Allah dan agama, terutama berdasarkan pd kitab suci). Jadi pendidikan teologi adalah pendidikan tentang ketuhanan/tentang Allah. Sehubungan dengan HPT ini kiranya kita semakin berkualitas, berintegritas, intelektualitas dan berspiritualitas. Karena itu wahai calon hamba Tuhan, Pendeta, dan seluruh jemaat Tuhan, mari kita semakin tekun untuk mendalami firmanNya, kejarlah hikmat dan buanglah kebodohan. *Haleluya*
Tuhan memberkati kita semua. Amen.
Diposkan Oleh Admin Renungan Harian Almanak Nas GKE
Thx ya sdh share
BalasHapus