Renungan Harian GKE ini menjadi berkat untuk Jemaat GKE dimana saja.

Senin, 09 September 2013

PERLAKUAN TERHADAP SESAMA ADALAH PERLAKUAN TERHADAP TUHAN

Senin, 09 September 2013
PERLAKUAN TERHADAP SESAMA ADALAH PERLAKUAN TERHADAP TUHAN
II Tawarikh 19:4-11
Oleh : Pdt. Inggei Numur

Sebagian besar kitab Tawarikh berisi pengulangan isi kitab Samuel dan kitab Raja-Raja mengapa demikian? Keadaan ini tidak berbeda dengan keempat Injil dalam Perjanjian Baru yang menyaksikan kehidupan Yesus dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi kitab Tawarikh tidak hanya mengulangi cerita dalam kitab Samuel dan Raja-Raja tetapi mempunyai warna tersendiri, warna yang kaya dalam pemikiran teologis, misalnya kalau Israel menang dalam peperangan itu hanya karena kekuatan yang diberikan Tuhan dan tiap-tiap orang dibalas oleh Tuhan sesuai perbuatannya.

Dalam kerajaan Utara (Israel) semua rajanya adalah jahat dimata Tuhan. Tetapi di kerajaan Selatan (Yehuda) selain adanya raja-raja yang jahat, beberapa raja yang baik seperti Daud, Salomo sampai kira-kira pertengahan masa pemerintahannya, raja Yosafat ini, raja Hiskia dan raja Yosia.

Yosafat hidup antara tahun 870-848SM. Ia menggantikan ayahnya raja Asa (17:1) Ia lebih baik dari ayahnya sebab ia menghormati Tuhan, hanya percaya dan berdoa kepada Tuhan. Dengan kemauan yang keras ia mentaati perintah Tuhan dan menghancurkan semua tempat penyembahan berhala dan patung-patung dewi Asyera di Yehuda (17:6 dan 19:3).

Pada tahun ketiga pemerintahannya, ia mengutus para penjabat tinggi untuk mengajarkan hukum Tuhan di kota-kota Yehuda (ayat 7), Ia sering mengunjungi rakyat di seluruh negeri untuk menganjurkan rakyat kembali kepada Tuhan, Allah leluhur mereka. Ia mengangkat para hakim dan member perintah supaya mereka bijaksana sebab mereka menghakimi bukan atas nama manusia melainkan atas nama Tuhan. Menurut Yosafat Tuhan mengawasi para hakim waktu mereka memutuskan perkara. Sebab itu mereka harus takut kepada Tuhan bertindak dengan hati-hati, sebab Tuhan membenci orang berbuat curang, bertindak berat sebelah atau menerima suap (19:6-7).

Jarang ada Presiden, Gubernur, Bupati atau Walikota seperti raja Yosafat ini. Biarpun semua mereka beragama, dan para penegak hukum juga adalah orang yang beragama, namun seringkali mereka tidak sungguh-sungguh menegakkan keadilan dan kebenaran. Orang-orang yang semestinya dihukum mati, tetapi tidak dilakukan. Pabrik ekstasi dibiarkan ada dipenjara. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena sekarang seperti kata banyak orang, bukan lagi “maju tak gentar membela yang benar, tetapi maju tak gentar membela yang bayar”.

Menyedihkan sekali kalau diantara para pemimpin menegak hukum ini adalah warga gereja. Harus disadari oleh setiap orang, apapun agamanya, bahwa masing-masing harus bertanggungjawab kepada Tuhan siapapun yang melakukan kesalahan harus bertobat sebab perlakukan kita manusia terhadap sesama adalah perlakukan kita terhadap Tuhan (Matius 25:40).

Sebab itu kita harus mendoakan pemerintah dan semua orang yang bergerak di bidang hukum supaya mereka takut kepada Tuhan, tidak menyalah gunakan kewenangannya untuk keuntungan pribadi atau golongan lalu merugikan orang lain. Kita perlu mendoakan pemerintah dan semua aparaturnya supaya mereka benar-benar menjadi hamba Allah (Roma 13) dan bukan menjadi hamba iblis (Wahyu 13).

Tuhan memberkati kita semua. Amen.

Diposkan Oleh Admin Renungan Harian Almanak Nas GKE

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan/komentar selesai berkunjung di Renungan Harian Almanak Nas GKE ini.