Kamis, 26 September 2013
TIDAK SEKEDAR ASAL HIDUP
Pengkhotbah 12:9-14
Oleh : Pdt.Kristinus Unting, M.Div
Saudara,
para peneliti dari James Cook University, Australia kini mendapati
bahwa goby kerdil (sejenis ikan air tawar berwarna-warni) memiliki masa
hidup yang lebih singkat lagi. Ikan ini cepat berkembang biak dan mati
muda. Ikan yang sangat kecil ini hidup di batu-batu karang yang
membentang di lautan selama sekitar 56 hari. Siklus perkembangbiakannya
yang cepat menghindarkannya dari kepunahan. Apa tujuan dari suatu
kehidupan yang muncul begitu cepat dan berakhir begitu singkat ini?
Inilah pertanyaan yang pernah diajukan oleh salah satu orang terbijak
yang pernah ada.
Pada
masa-masa terakhirnya, Salomo, raja ketiga Israel, menjauh dari Allah.
Ia menyimpang secara rohani dan kehilangan arah serta tujuan. Ia
memandang semua prestasinya dan menganggapnya tidak berharga. Sebelum ia
ingat akan Allahnya (Pengkhotbah 12:13,14), ia lupa bahwa kita hidup
tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga demi kehormatan Pribadi yang
telah menciptakan kita untuk menyembah-Nya dan menikmati kebersamaan
dengan-Nya untuk selamanya.
Pengkhotbah
kini tiba di kesimpulan akhir. Apa pesan terpenting dari begitu banyak
perenungan hidup yang ke dalamnya kita telah diajak untuk mengarungi?
Takutlah akan Allah. Berpeganglah pada perintah-perintah-Nya. Allah akan
membuat perhitungan tentang hidup semua orang, baik yang tersembunyi
maupun yang terbuka di hadapan publik. Jika saja semua kita menyimak
pesan akhir yang penting itu, kita pasti tak akan hidup sia-sia. Arti
penting kehidupan tidak dijumpai dalam lamanya masa hidup kita, tetapi
dalam penilaian Allah yang kekal tentang bagaimana kita telah
memanfaatkan masa hidup itu.
Kitab
Pengkhotbah membawa kita merenungkan dalam-dalam betapa singkatnya
hidup manusia ini, yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal
yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya bahwa "hidup itu sia-sia". Ia
tak dapat memahami tindakan Allah dalam menentukan nasib manusia.
Tetapi meskipun demikian, dinasihatinya orang-orang untuk bekerja dengan
giat, dan untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati
pemberian-pemberian Allah.
Pengkhotbah
menasihatkan agar semua orang menghormati Tuhan serta mentaati
perintah-perintah-Nya. “Akhir kata dari segala yang didengar ialah:
takutlah akan ALLAH dan berpeganglah pada perintah-perintahNya, karena
ini adalah kewajiban setiap orang. Karena ALLAH akan membawa setiap
perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang
tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.” (ay. 12 :13). Ya, ini
penting kita reningkan secara mendalam, karena akhirnya setiap perbuatan
manusia akan diadili dan dibuktikan – benar atau jahat.
Saudara,
banyak orang hanya memikirkan cara untuk memperpanjang masa tinggal
mereka di bumi, sehingga mereka berjuang untuk menambah usia dalam hidup
mereka. Setiap tahun kita menghabiskan miliaran rupiah untuk membeli
obat, vitamin, dan makanan-makanan khusus yang membantu kita agar
bertahan hidup. Namun sesungguhnya kita lupa bahwa yang membuat hidup
ini menjadi berarti adalah kualitas hidup—bukan kuantitas— dan apa yang
kita capai untuk Tuhan. Dan, hari-hari kita di atas bumi ini akan
diperhitungkan dalam kekekalan hanya ketika kita membaktikan hidup
kepada sang Pencipta (Psl. 12:1,13,14).
Mulai
hari ini, marilah kita berusaha mengisi waktu-waktu yang ada dengan
pelayanan, ibadah, dan segala pekerjaan yang berguna bagi Yang
Mahakuasa. Jika hari ini adalah hari terakhir kita hidup (siapa tahu itu
benar?), jangan buang-buang waktu untuk memimpikan umur panjang, isilah
segera dengan menghasilkan buah yang berlimpah dan menjadi berkat.
Daripada berjalan tanpa tujuan melewati jam dan hari begitu saja,
marilah kita sungguh-sungguh mengisi hidup ini. Ya, hidup yang berharga
(baik panjang ataupun pendek) adalah hidup yang diisi dengan melayani
Tuhan dan membawa berkat bagi sesama. Amin!
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan/komentar selesai berkunjung di Renungan Harian Almanak Nas GKE ini.