Renungan Harian GKE ini menjadi berkat untuk Jemaat GKE dimana saja.

Senin, 14 Oktober 2013

Pemimpin yang Dibaharui, Pemimpin yang Menyatukan

Senin, 14 Oktober 2013
PEMIMPIN YANG DIBAHARUI, PEMIMPIN YANG MENYATUKAN
Yeremia 23:1-8
Oleh : Pdt. John Asihua,S.Th.

“A leader is dealer in hope”. Seorang pemimpin adalah agen pengharapan. Kutipan dari Napoleon Bonaparte ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin memikul tanggung jawab yang berat untuk mewujudkan harapan orang-orang di bawah kepemimpinannya. Orang banyak bergantung pada metode, kerja keras dan teladan sang pemimpin. Mereka berharap bahwa sang pemimpin akan memenuhi harapan-harapan mereka.

Sang pemimpin dinilai atas kepemimpinannya. Implementasi program dan pencapaian tujuan, cara pendekatan dan karakter, serta moral dan keyakinan adalah bagian integral dari sang pemimpin. Kesatuan dari semua perpaduan di atas menentukan apakah seorang pemimpin itu berintegritas atau tidak; pemimpin yang baik atau tidak.

Tidak sedikit pemimpin yang menyepelekan kepemimpinannya. Ada juga yang bahkan tidak mau peduli: “Pokoknya saya pimpinan”. Kepemimpinan seperti ini jelas hanya peduli dirinya saja. Memperhatikan anggotanya hanyalah sekedar saja. Sebaliknya, banyak juga kepemimpinan yang dinilai berhasil dan menjadi panutan.

Nas kita berbicara tentang kepemimpinan, tapi lebih khusus lagi. Nabi Yeremia berbicara tentang kepemimpinan dalam konteks umat Tuhan Allah. Tuhan Allah sendiri, melalui Yeremia, menilai buruk para pemimpin negara, pemimpin masyarakat, pemimpin agama (nabi dan imam) serta tokoh masyarakat pada saat itu. Kepemimpinan mereka sarat ketidakpedulian atau pembiaran atas rakyat, sekaligus umat (ayat 1). Ketidakpedulian, bagi Tuhan Allah, adalah pengingkaran akan tugas kepemimpinan untuk memelihara, menjaga dan mempersatukan. Akibatnya rakyat (umat) terserak, tercerai-berai dan hilang. Pemimpin yang demikian diibaratkan Tuhan Allah sebagai gembala yang tidak baik. Untuk ketidakpedulian mereka maka Allah sendiri akan menghukum mereka (ayat 2).

Allah sangat peduli terhadap umat-Nya. Ia tidak melihat harapan baik bagi umat-Nya di tangan para gembala, pemimpin yang suka mengabaikan, tanpa kepedulian, terhadap umat-Nya. Pemimpin demikian tak layak bagi-Nya. Mereka juga tidak pantas bagi umat. Tuhan menjanjikan bahwa Dia akan mengangkat para pemimpin, yakni para gembala baru bagi umat. Mereka ini akan lebih peduli. Mereka tidak akan membiarkan tercerai atau tersesat. Mereka bersama Tuhan akan mengumpulkan domba-domba-Nya, menggembalakannya dan bertambah banyak (ayat 3-4).
Tidak habis disitu, Tuhan Allah juga menjanjikan umat untuk menumbuhkan “Tunas adil bagi Daud” (ayat 5). Dia akan menyatukan umat yang tercerai-berai dan memberikan mereka ketentraman (ayat 6-8). Inilah Gembala, Pemimpin umat yang sejati. Menurut banyak ahli, ayat-ayat terakhir ini adalah nubuat tentang kepemimpinan Mesias pada masa pemerintahan seribu tahun, seperti yang tertulis dalam kitab Wahyu 20.

Hari ini kita belajar satu hal berguna dari kitab Yeremia, pemimpin adalah gembala. Ini adalah istilah yang tidak asing dalam dunia kepemimpinan Kristen.

Sebelum lebih jauh, ada satu pertanyaan penting. Siapakah pemimpin di antara umat Kristiani? Kalau menoleh kembali kepada nas maka dapatlah dimaknai bahwa pemimpin di antara orang Kristen itu adalah (1) mereka yang mendapat kedudukan dalam pemerintahan negara, kota dan tingkat lokal; (2) mereka yang dipercayakan oleh organisasi/lembaga masyakarat atau kegerejaan; (3) mereka yang dijadikan sebagai figur tokoh oleh pemerintah, masyarakat atau kelompok tertentu, termasuk gereja; dan (4) mereka yang diakui masyarakat sebagai pemimpin dan imam dalam rumah tangganya.

Keempat kategori di atas adalah pemimpin, gembala bagi yang dipimpinya. Kepemimpinan gembala: peduli dan bisa menyatukan.
Tuhan Memberkati Firmannya. Amen

Diposkan Oleh Admin Renungan Harian Almanak Nas GKE

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan/komentar selesai berkunjung di Renungan Harian Almanak Nas GKE ini.