Selasa, 01 Oktober 2013
DOSA ITU BAGAIKAN RACUN YANG MEMATIKAN!
Yeremia 25:1-14
Oleh : Pdt. Kristinus Unting
Dua
puluh tiga tahun bukanlah waktu yang singkat. Namun itulah kurun waktu
Nabi Yeremia menyampaikan teguran Tuhan kepada bangsanya. Tentu saja
pekerjaan tersebut bukanlah suatu pe kerjaan yang mudah dan
menyenangkan, sebab pada umumnya kebanyakan orang tak suka ditegur.
Bangsanya harus ditegur agar bertobat dan tak binasa! Ajaran Yeremia
yang utama ialah bahwa tidaklah cukup hanya mengetahui dosa-dosa kita
atau bahkan menyesalinya saja. Pertobatanlah yang dituntut oleh Allah.
Namun tegoran tersebut tak diindahkan!
Atas
sikap mereka firman Tuhan katakana: “Sesungguhnya, Aku akan mengerahkan
semua kaum dari utara–demikianlah firman TUHAN–menyuruh memanggil
Nebukadnezar, raja Babel, hamba-Ku itu; Aku akan mendatangkan mereka
melawan negeri ini, melawan penduduknya dan melawan bangsa-bangsa
sekeliling ini, yang akan Kutumpas dan Kubuat menjadi kengerian, menjadi
sasaran suitan dan menjadi ketandusan untuk selama-lamanya. Aku akan
melenyapkan dari antara mereka suara kegirangan dan suara sukacita,
suara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan, bunyi batu kilangan
dan cahaya pelita. Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan
ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel
tujuh puluh tahun lamanya.” (ay.9-11).
Setiap
dosa pasti akan mendapat ganjaran dari Allah. Dengan cara-Nya sendiri
dan dalam waktu-Nya, hukuman Allah akan datang menimpa. Allah tidak
pernah lupa dan tidak akan mendiamkan dosa. Kegagalan serta berbagai
ketidaktaatan Israel tentulah tidak menyenangkan hati Tuhan. Kita harus
paham bahwa Allah yang menyertai kita adalah Allah yang kudus. Namun
kiranya bukan sekadar takut hukuman maka kita tidak melakukan dosa.
Dalam segala kegagalan kita menaati Tuhan, kita pun akan menemui
berbagai kesulitan sebagai buah dari kegagalan tersebut.
Tuhan
tidak begitu saja mengangkat kesulitan dari jalan hidup kita karena Ia
ingin kita mengingat betapa pentingnya belajar taat dan betapa kelirunya
menyimpang dari jalan Tuhan. Kemarahan Allah memperlihatkan
ketidaksukaan-Nya terhadap dosa dan bila umat tidak menjadikan Dia
sebagai Allah satu-satunya. Penghukuman Tuhan tentu saja hanya bersifat
sementara. Tidak untuk selamanya, jika kita sungguh-sungguh mau
bertobat. Kecuali bagi yang tidak pernah mau bertobat. Karena setelah
masa penghukuman selesai, mereka akan dipulihkan dan diterima lagi
sebagai umat kesayangan Allah.
Allah
mendidik kita sebagai Bapa yang penuh kasih kepada anak-anak-Nya.
Didikan-Nya sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyakiti atau
menghancurkan kita. Didikan-Nya justru dimaksudkan demi kebaikan dan
pembentukan kita. Dia menuntun kita untuk menjauhi jalan-jalan yang
tidak terpuji, dan mengajari kita untuk hidup di dalam kebenaran. Jika
kita mau mengalami penyertaan Allah, kita harus sungguh-sungguh dalam
pertobatan, hidup kudus dan menaati Dia. Amin!
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan/komentar selesai berkunjung di Renungan Harian Almanak Nas GKE ini.