Rabu, 16 Oktober 2013
YOSIA: PEMIMPIN YANG REFORMIS
2 Raja 23:1-30
Oleh : Pdt. Kristinus Unting, M.Div
Yosia
dilahirkan dari seorang ayah dan kakek yang tidak takut akan TUHAN.
Nama ayahnya adalah Amon dan nama kakeknya adalah Manasye. Kisah hidup
kerohanian Yosia dimulai pada umur 16 tahun atau pada 8 tahun semenjak
pemerintahannya. Dia adalah raja yang sudah dinubuatkan menjadi seorang
reformis yang akan menggenapi rencana TUHAN dengan melakukan
tindakan-tindakan yang serius dalam menegakkan hukum di kerajaan Israel,
bukan hanya Israel Selatan, tapi juga Israel Utara.
Semenjak
jatuhnya raja Salomo, tidak ada raja yang bertahta di Yerusalem yang
sungguh-sungguh memperhatikan rumah TUHAN yang dibangun oleh Salomo atas
rancangan Raja Daud. Bukan hanya tidak dirawat, rumah TUHAN malahan
dinajiskan oleh raja-raja sebelum Yosia dengan meletakkan
berhala-berhala di dalamnya. Di komplek rumah TUHAN pun dijadikan tempat
untuk melakukan hal-hal najis. Hasil dari usaha reformisnya tersebut,
akhirnya kitab Taurat ditemukan di dalam rumah TUHAN.
Yosia
menyadari bahwa dengan memberantas praktek kejahatan sampai keakar-akar
itulah yang akan menyelesaikan berbagai persoalan sosial dan tentunya
awal pemulihan hubungan dengan TUHAN. Menyadari bahwa ada yang salah,
seorang pemimpin yang baik pastilah akan bertindak dengan hati-hati,
dalam hal ini raja Yosia ingin mengetahui lebih spesifik apa yang akan
terjadi menimpa dirinya dan rakyatnya sehingga jika memang segala
sesuatu masih bisa diperbaiki, maka hal itu harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh.
Pemimpin
haruslah orang pertama yang menjalankan hukum sehingga secara otomatis
semangat untuk mencintai hukum akan terdistribusikan dengan baik.
Seorang pemimpin yang baik juga mempunyai penasehat-penasehat yang setia
dan sepaham untuk mengerjakan amanat TUHAN. Yosia mengirimkan
orang-orang terbaiknya sebagai penghormatan kepada nabiah Hulda yang
bertindak sebagai penyambung lidah antara Allah dan raja dalam kasus
ini.
Inilah
contoh seorang pemimpin yang patut diteladani. Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang takut akan TUHAN. Karena hasil takut akan TUHAN
adalah hikmat untuk memimpin negara mereka. Dibutuhkan sebuah kepekaan
untuk dapat mengerti isi Firman TUHAN untuk memahami keadaan. Dibutuhkan
sensifitas terhadap suara TUHAN jika orang mau hidup dalam kebenaran.
Tidak cukup rakyat tahu dan menjalankan hukum, pemimpin pun harus
sungguh-sungguh menjalankan dan menegakkan hukum. Amin!
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan/komentar selesai berkunjung di Renungan Harian Almanak Nas GKE ini.