Jumat, 4 Oktober 2013
KESELAMATAN DAN KASIH KARUNIA ALLAH TIDAK DAPAT DIPERJUAL BELIKAN...!!
Kisah Rasul 8:4-25
Oleh : Pdt . Telhalia G.Ambung, MTh.
Secara
tidak langsung ada beberapa orang menganggap keselamatan dapat
digadaikan atau diperjual belikan. Mengapa karena alasan uang, harta
kekayaan, jabatan atau alasan cinta seseorang mampu melakukannya ? lalu
apa komentar orang-orang terhadap mereka ini ? sungguh sangat
disayangkan, namun bagi orang-orang yang berpikir sebaliknya adalah hal
yang menguntungkan.
Saat
pekabaran Injil menyebar luas ke berbagai tempat termasuk samaria
(penduduknya adalah bangsa Yahudi yang melakukan perkawinan
campuran/dengan bangsa lain sehingga mereka dianggap kafir). Di kota
Samaria ini banyak orang-orang bertobat dan menjadi percaya kepada
Yesus, atas pemberitaan dan mujizat Filipus (lih. Ay 5-8). Namun dibalik
banyaknya pertobatan itu, masih ada orang yang dengan sengaja
memanfaatkan keadaan dan kesempatan untuk mencari keuntungan diri
sendiri. Salah satunya seseorang yang bernama Simon , seorang ahli sihir
yang juga ikut bertobat, bahkan dia mengikuti Filipus dan selalu
bersama-sama dengannya (lih ay 9 &13). Namun sayang pertobatan
tersebut berdasarkan rasa kagum atau takjub akibat dari tindakan Filipus
dan terutama tindakan yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes pada saat
menumpangkan tangan atas orang-orang dan kuasa Roh Kudus turun atas
mereka semua (ay. 17). Sehingga memunculkan pikiran Simon untuk bisa
melakukannya dan secara tidak langsung mendapat keuntungan dari kuasa
tersebut dengan cara imbalan/uang dan lebih buruk lagi Simon berpikir ia
dapat membeli karunia Allah dengan uangnya (lih. Ay 18-20).
Ironis
memang jika ada orang Kristen melakukan hal yang demikian. Menganggap
keselamatan dan karunia Allah sebagai bisnis dan iman bisa diperjual
belikan hanya untuk kesenangan, kepuasan dan kebahagian diri yang
sebenarnya semu dan sementara di dunia ini…bukankah kita semua akan mati
& semua orang mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di
pengadilan Allah ? sungguh sangat disayangkan bukan ? ah mungkin ada
yang berkomentar justru kesenangan dunia ini yang harus terlebih dulu
dicari dan dinikmati, nantilah urusan sorgawi, kalau sudah tua atau
sakit-sakitan ! hanya persoalannya, adakah di antara kita yang bisa
mengetahui dengan sangat tepat tentang masa depan atau hari esoknya ?
bisa saja kan detik ini kita baik-baik saja, namun pada detik berikutnya
serangan jatung, celaka atau meninggal secara tiba-tiba ?
Kita
diingatkan oleh Petrus , bahwa apabila keselamatan dan karunia Allah
diperjual belikan maka kita akan dapat binasa bersama uang yang kita
miliki dan kita tidak akan pernah mendapat bagian atau hak atas
keselamatan dan karunia Allah, sebab hati telah bengkok dan tidak lagi
lurus kepada Allah (lih. Ay 20-21). Namun Petrus juga mengingatkan agar
segera bertobat dari segala kejahatan dan senantiasa berdoa supaya Allah
mengampuni dosa-dosa yang kita lakukan (lih. Ay 22).
Pada
bagian lainnya, perlu diwaspadai dengan pikiran, perasaan dan indra
mata kita untuk melihat kebenaran dengan sebaik-baiknya yaitu dengan
cara meneliti terlebih dahulu sejauh mana setiap kejadian terlebih-lebih
tentang keselamatan atau mujizat-mujzat yang mengatas namakan apa saja
terutama nama Yesus agar kita tidak turut disesatkan. Hal itu lah yang
dilakukan oleh rasul-rasul di Yerusalem dengan mengutus Petrus dan
Yohenes untuk melihat fakta yang sesunggungnya (ay 14). Bahkan Tuhan
Yesus pernah berpesan agar para muridNya dan yang telah percaya
kepadaNya agar selalu waspada….sebab menjelang akhir jaman banyak nabi
dan mesias palsu bermunculan dan melakukan mujizat dan tanda-tanda
sehingga menyesatkan banyak orang padahal mereka melakukannya semua demi
keuntungan diri sendiri dan iblis yang bekerja dalam diri mereka (bnd.
Matius 24:23-26, Mrk 13:21-23). Namun jika penginjilan itu memang benar
maka sebagai orang beriman kita patut mendukung dan berdoa untuk mereka
seperti yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes (ay. 16-17 & 25).
Sehingga banyak jiwa diselamatkan dan hidup yang kekal. Imanuel. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan/komentar selesai berkunjung di Renungan Harian Almanak Nas GKE ini.