Senin, 07 Oktober 2013
KEMBALILAH PADA SAAT INI JUGA
Wahyu 2 : 1-7
Oleh : Pdt.Tom Chandra STh.
Kitab Wahyu merupakan kitab yang ditulis oleh Rasul Yohanes murid Tuhan Yesus. Kitab ini ditulis pada masa pemerintahan Kaisar Nero dimana orang Kristen mengalami penganiayaan yang sangat berat, Rasul Yohanes pun diasingkan di Pulau Patmos, di pulau inilah dia mengalami penglihatan; perjumpaan langsung dengan Tuhan Yesus, keadaan kehidupan sesudah kematian, peristiwa yang direkam menjelang akhir zaman, kehancuran penguasa kegelapan dan kehidupan sorgawi. Melalui penglihatan inilah Rasul Yohanes menguatkan orang-orang Kristen saat itu secara khusus dalam nats hari ini adalah jemaat Efesus.
Jemaat Efesus dianggap meninggalkan kasihnya yang semula (4), ditambahkan pula betapa dalamnya mereka jatuh dan meninggalkan persekutuan dengan Tuhan-Nya (5) namun Tuhan masih menghendaki mereka bertobat dan kembali kepada-Nya (5b). Pada ayat yang ke tujuh penulis kitab ini mengingatkan agar kita tetap setia, teguh dan semangat sekaligus bangga menjadi orang Kristen yang mempraktekan sikap hidup Tuhan Yesus dengan segala pengajaran-Nya.
Apa yang dapat kita renungkan hari ini? Setiap kita pasti mengalami kasih mula-mula, bisa kita ibaratkan kasih dalam suasana “jatuh-cinta”. Jika saudara pernah mempunyai kekasih, saudara tentu bisa merasakan suasana kasih ketika sedang jatuh cinta. Kasih semula menampakkan dirinya sebagai kasih yang murni, tidak campur aduk dengan yang lain. Karena itu, dia juga hangat menggetarkan serta bersifat spontan, jauh dari sikap pura-pura atau rekayasa. Kasih semula tidak pernah mau menyakiti serta rela berkorban tanpa merasa berkorban, memberikan apa saja demi yang dikasihinya. Yaitu kasih yang menggelora, kasih yang menutup segala sesuatu, dan kasih yang hanya tertuju kepada yang dikasihi. Bukankah itu pula kasih yang kita rasakan saat ditahbiskan menjadi pendeta? Saat kali pertama kita menerima tugas sebagai penatua diaken? Saat kita disembuhkan Tuhan dan ingin segera membantu pekerjaan-Nya? Saat kita diubah Tuhan menjadi pribadi yang sukses? Lalu mengapa dalam perjalanan hidup kita selanjutnya kita menjadi suam-suam kuku atau tiba-tiba menjadi galau? Saudara sekalian, hari ini Firman Tuhan ini pun masih sama. Tuhan Yesus masih menunggu kita untuk mengerjakan lagi segala pekerjaan yang dipercayakan-Nya, ayolah kembali.
Diposkan Oleh Admin Renungan Harian Almanak Nas GKE
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan/komentar selesai berkunjung di Renungan Harian Almanak Nas GKE ini.